Para Pemirsa yang tercintahhh.....
Berhari-hari kita disuguhi berita kriminal dan kekerasan seksual. Berita-berita ini hadir di keseharian kita, saat di kantor, sedang makan siang, dari mulai bangun dan menjelang tidur. Ya...iyalah...wong mau tidur aja..gadget masih pantengin dan dipeluk, nyaris menggantikan keberadaan guling. tongue emotikon
Berita Jessica dengan kopi sianida, YY di Rejang Lebong, penyiletan di jogja, penembakan di Magelang, kasus-kasus di berbagai tempat yang menyeruak dalam kesadaran ingatan kita. Dan...saya makin lemes ketika seorang teman cerita panjang lebar soal kasus "Cangkul", kemarin, saat saya menikmati istirahat siang.
Padahal yahhh......saya sudah gak mau menyimak....sudah niat mau berhenti ber-sosmed. Hhhfff..........
Nyatanya....saya masih kepo....sodara-sodara.....
Eits...saya nggak kepoin TKP, kronologis atau foto rontgen yg aneh dan so perfect penampakannya itu.
Melainkan: Apa yg menyebabkan ABG seusia itu memiliki emosi sedemikian brutal? Adakah faktor-faktor paparan pornografi, psikologis, lingkungan, dan lain-lain..dan lain-lain... yang menghantarkannya pada puncak brutalitas yg sedemikian itu?
Penting nggak buat kita menelusuri latar belakang, asal muasal sebuah kejadian luar biasa semacam ini? Ya.. Ini salah satu di antara lautan KLB di sekitar kita.
Sekaligus saya ingin, merehabilitasi nama baik alat kerja bernama Cangkul. Kasus ini sungguh mencoreng nama baik benda tersebut.
Para Pemirsa yang saya sayangi da saya cintai...muach...muach....
Cangkul sejatinya ditempatkan pada kedudukan mulia sebagai alat kerja yang produktif. Jangan sampai kedudukannya dianggap hina dina sebagaimana yg terjadi pada alat kerja lain palu dan arit. Jangan sampai terjadi, wahai sodara-sodaraku.
Demikianlah......